Program Pembinaan Prestasi Unggulan

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly Foto: Mario Hulu Kerja keras, konsistensi dan integritas mengantarnya sebagai akademisi sekaligus politisi yang mumpuni. Ia pun mendapatkan kehormatan di luar perkiraannya: menjadi Menteri Hukum dan HAM di Pemerintahan Jokowi. Sorak-girang benar-benar menggemuruh di sebagian besar orang Nias, ketika pada 27 Oktober 2014, Presiden Jokowi mengumumkan nama Yasona Hamonangan Laoly sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bagi warga Nias, ini peristiwa langka.
Program ini juga merupakan program unggulan dari LAZIS UII serta. Bantuan yang diberikan berupa beasiswa, pelatihan dan pembinaan. Tujuan Program Beasiswa Prestasi. Nov 10, 2015 - Kegiatan ini rutin diadakan sesuai dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung, selain outing class ke Pemda Kabupaten Bandung, RA Ibnu 'Aqil juga memiliki program-program edukasi yang menyenangkan bagi siswa-siswi diantaranya Cooking Class, Field Trip, Farming Day, dan lain-lain. May 17, 2013 - Beberapa wisudawan kami tampilkan khusus terkait prestasi dan aktivitasnya selama menempuh pendidikan di ITS, semoga dapat menjadi cermin bagi para wisudawan. Pes 2013 Full Version For Pc. Bagi yang ingin. Kalaupun ada, sejak dua tahun lalu IKA ITS menginisiasi adanya Young Alumni ITS Leadership Program (ProLead).
Bisa jadi kesempatan hanya sekali. Ada kebanggaan yang begitu meluap. Maklum saja, sepanjang sejarah Republik Indonesia, itu kali pertama seorang putra Nias menjadi seorang menteri! Orang yang berlatar etnik Nias—sering disebut sebagai Ono Niha–merasa kepalanya turut disematkan sebuah mahkota emas nan berkilau. Ono Niha ternyata bisa.

Ono Niha ternyata dihargai. Dan, sejarah itu ditorehkan oleh seorang Yasonna Hamonangan Laoly. Ini pencapaian tertinggi bidang pemerintahan di kalangan orang Nias. Wxtoimg Keygen Torrent.
Tentu saja, prestasi yang amat membanggakan itu, tidak tercipta begitu saja. Ini salah satu buah dari serangkaian perjuangan hidup Yasonna, yang tidak saja keras, tapi konsisten serta sarat nilai-nilai. “Blasteran” Nias-Batak Yasonna mewarisi gen dari dua etnis yang berbeda, yakni ayah yang bersuku Nias bernama Faogὀ’aro Laoly dan ibu bersuku Batak bernama Resiana Sihite. Bisa jadi, faktor ini yang membuat lelaki kelahiran 27 Mei 1953 ini tumbuh sebagai anak yang tampan dan cerdas.
Ayahnya berlatar belakang polisi, dengan pangkat terakhir mayor. Add Ons Mozilla Untuk Download Youtube here. Lalu menjadi anggota DPRD Kota Sibolga, dari Fraksi ABRI. Anak pertama dari enam bersaudara ini dilahirkan di Sorkam-Tapanuli Tengah. Pada saat ia berumur dua tahun, keluarganya sempat pindah ke Barus-Tapanuli Tengah. Beberapa tahun kemudian, pindah lagi ke Kota Sibolga. Di Sibolga inilah Yasonna menghabiskan masa kecil dan remaja.
“Di Sibolga, awalnya kami tinggal di sebuah rumah kontrakan, tetapi kemudian sekitar tahun 1970-an, kami diperkenankan untuk tinggal di Asrama Polisi Sambas Sibolga. Tak lama kemudian orangtua akhirnya mampu membangun rumah sendiri,” tuturnya. Rumah di Jalan Jati Nomor 34, Kelurahan Pancuran Kerambil, Kecamatan Sibolga Sambas itu hingga kini masih kokoh berdiri, namun tetap sederhana, seperti dulu. Di sanalah, orangtua Yasonna membesarkan keenam anaknya. Masa kecil Yasonna berjalan normal sebagaimana anak-anak lainnya. Bermain dengan teman-teman sebaya menjadi rutinitas sehari-hari.
Dalam pandangan saudaranya, Yasonna adalah pria yang baik, rajin, dan bertanggung jawab membimbing adik-adiknya. “Dia itu abang yang baik dalam membina keluarga, terutama kepada kami adik-adiknya. Dia juga pria yang punya sikap tegas dan disiplin,” papar adik kelimanya, Imanuel Laoly, suatu ketika.
Ada satu kenangan masa kecil yang tak akan pernah dilupakannya, yaitu perjuangan berat kedua orangtua dalam menghidupi keluarga dan menolong sesama. Karena gaji sebagai anggota polisi tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, di sela-sela waktu tugas, ayahnya berusaha mencari tambahan uang dengan berdagang minyak goreng. Sang ayah membeli minyak goreng di Toko Berniaga milik saudaranya Ama Ya’aro Laoly di Medan, untuk kemudian dijual lagi di Sibolga. “Saya naik sepeda bersama ayah, sambil menenteng kaleng minyak yang sudah kosong untuk dikirim lagi dengan menggunakan kapal. Saya merasakan benar kerja keras orangtua demi mencari tambahan uang.
Kami sudah biasa makan nasi campur jagung untuk menghemat uang,” kenang Yasonna Perjuangan sang ibu pun tak kalah berat, karena hampir setiap hari rumah mereka dikunjungi tamu dari Nias. Sosok sang ayah yang polisi sekaligus merupakan tokoh masyarakat Nias di Sibolga dan Tapanuli Tengah, menyebabkan banyak orang datang dengan berbagai keperluan. Mau tak mau, ibunya harus berpikir keras agar penghasilan suaminya dapat mencukupi kebutuhan keluarga sekaligus tetamu yang datang silih-berganti.